Tokoh Agama, sepakat mewujudkan Pemilu 2024 berlangsung secara damai di Provinsi Sulteng, Jumat 26 januari 2024 [foto terassulteng.com]
TERASSULTENG | PALU,- Tokoh agama dari lima agama meliputi Islam, Kristen, Khatolik, Hindu dan Budha, di Sulawesi Tengah sepakat mewujudkan pemilihan umum (Pemilu) berlangsung secara damai di daerah itu pada tahun 2024.
Kesepakatan tokoh agama dari lima agama tersebut mengemuka dalam deklarasi pemilu damai yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulteng berlangsung di Kota Palu, Jumat malam (26/1/2024).
Deklarasi itu memuat empat poin penting meliputi, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bertekad menyukseskan Pemilu tahun 2024 yang berintegritas, jujur, adil, demokrasi, aman, damai dan bermartabat.
Tunduk dan patuh pada peraturan perundang undangan yang berlaku di NKRI. Serta, menolak segala bentuk penyebaran hoaks, ujaran kebencian, politik uang, serta politisasi agama dan etnis.
Naskah deklarasi dibacakan oleh lima tokoh lintas agama dan diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Provinsi Sulteng, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, dan partai politik.
Ketua FKUB Provinsi Sulteng Profesor Kiai Haji Zainal Abidin dalam acara deklarasi tersebut mengemukakan FKUB merasa berkepentingan untuk menyukseskan Pemilu 2024.
Oleh karena itu FKUB mengajak semua komponen dan elemen termasuk peserta pemilu untuk bersama – sama penyelenggara pemilu menyukseskan pemilu 2024.
“Partisipasi kita semua sangat dibutuhkan,” kata Zainal Abidin.
Deklarasi Pemilu Damai Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh FKUB mengusung tema “mendampingi umat, sukseskan Pemilu damai tahun 2024”.
Profesor Zainal menyebut tema mendampingi umat sengaja diusung oleh FKUB, karena tokoh agama dari semua agama di dengar oleh umatnya.
“Kita mendampingi umat kita masing – masing. Kita memberikan pencerahan kepada umat kita masing – masing, agar umat memahami maksud dan tujuan pemilu, sehingga tidak perlu bertikai karena berbeda pilihan,” sebutnya.
Menurut Profesor Zainal Abidin, untuk mewujudkan Pemilu Damai 2024. Maka maka tokoh agama, peserta pemilu, penyelenggara pemilu, Forkompimda, harus menghargai dan menghormati perbedaan.
“Kepada umat kita, kita harus sampaikan bahwa perbedaan adalah karunia Tuhan. Oleh karena itu apabila ada orang yang berbeda dengan kita, kita hargai dan hormati termasuk berbeda pilihan,” sebutnya.
Di samping itu, ujar dia, semua pihak jangan memonopoli kebenaran dan merasa paling benar.
“Jika yang kamu senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi,” imbunya mengutip ungkapan Imam Ali Karamallahu Wajha.
Profesor Zainal juga mengutip Firman Allah Surah Albaqarah yang artinya “Janganlah engkau menghina Tuhan selain Allah, karena dia akan menghinamu lebih dari pada yang kau hinakan”.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada semua pihak agar tidak perlu mencaci dan maki orang yang berbeda, dan tidak perlu memfitnah orang atau kelompok lain.
Sumber: FKUB Provinsi Sulteng